C GAMBARAN KAWASAN DAN CAGAR BUDAYA
MUSEUM BAHARI
Nama Bangunan Baru : Museum Bahari
Tahun dibangun : 1652
Fungsi Awal : 1652 gudang pangan, 1939 Gudang Logistik Tentara Nippon
Fungsi Sekarang : Sebagai musem yang menyimpan sejarah kemaritiman Kolonial Batavia
Arsitek : W.J. van de Velde
Klasifikasi cagar budaya : A
Batas Bangunan :
Utara : Kawasan Pemukiman
Timur : Warung Perniagaan
Selatan : Menara Syahbadar
Barat : Teluk Jakarta
Gaya Arsitekur :
Empire Style ( Neo Klasik)
Museum Bahari menggunakan ciri khas bangunan kolonial Belanda, gayaThe Empire Style (khas Eropa) merupakan gaya yang dipakai pada masa itu untuk menunjukan eksistensinya di daerah kekuasaannya (Indonesia). Namun iklim di Indonesia berbeda dengan iklim di Belanda, oleh karena itu pada bangunan ini ditambahkan atap pelana. Penambahan atap ini akhirnya membuat suatu gaya arsitek baru yang dikenal dengan gaya Hindi Belanda.
Gaya arsitektur The Empire Style adalah suatu gaya arsitektur neo-klasik yang melanda Eropa (terutama Prancis, bukan Belanda) yang diterjemahkan secara bebas. Di Indonesia gayanya menghasilkan gaya baru yang disebut gaya Hindia Belanda (Indonesia) artinya bergaya kolonial namun disesuaikan dengan lingkungan lokal dengan iklim dan tersedianya material pada waktu itu (Akihary dalam Handinoto, 1996: 132).
ARSITEKTUR MUSEUM BAHARI
Komposisi Ruang :
Secara tematik, tata pamer koleksi dan informasi terbagi ke dalam sejumlah pembagian ruang, yaitu:
1) Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia
Koleksi yang dipamerkan: miniatur kapal dan peralatan kenelayanan.
2) Ruang Teknologi Menangkap Ikan
Koleksi yang dipamerkan: pancing, bubu, dan jaring.
3) Ruang Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional
Koleksi yang dipamerkan: teknologi dan sentra pembuatan kapal.
4) Ruang Biota Laut
Koleksi yang dipamerkan: aneka jenis ikan, kerang, tumbuhan laut, dan dugong.
5) Ruang Pelabuhan Jakarta 1800-2000 (Pusat Perdagangan Dunia)
Koleksi yang dipamerkan: artefak-artefak yang berhubungan dengan kesejarahan pelabuhan di Jakarta pada rentang tersebut, termasuk meriam, keramik, dan benteng.
6) Ruang Navigasi
Koleksi yang dipamerkan: kompas, teleskop, dan sejumlah alat bantu navigasi.
7) Pelayaran Kapal Uap Indonesia-Eropa
Koleksi yang dipamerkan: foto-foto dokumentasi mengenai pelayaran kapal uap pertama dari Eropa ke Asia.
8) Ruang Navigator Dunia
Koleksi yang dipamerkan: patung-patung navigator indonesia maupun dunia yang pernah singgah di Indonesia.
9) Ruang penyimpanan rempah-rempah
Koleksi yang dipamerkan: beberapa sisa rempah-rempah peninggalan VOC.
10) Ruang pedagang dunia yang pernah singgah di nusantara
Atap :

Atap pelana merupakan gaya arsitektural yang cocok untuk bangunan beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Sehingga gaya arsitek tropis pada atap pelana dipakai sebagai struktur atap bangunan kawasan ini. Pada atap juga terdapat bagian yang tercoak (seperti terpotong) dan membentuk suatu atap baru yang agak menjorok, atap ini mencerminkan gaya bangunan koloni.
Atap bangunan pada sisi Tertentu Terdapat sisi yang mencoak.
Pintu :

Pintu yang digunakan berbentuk 'dome' dan terbuat dari kayu jati dan kusennya terbuat dari batu. Elemen lengkung 'arch' sangat menonjolkan bangunan khas Eropa pada saat itu. Hampir seluruh pintu yang terdapat pada museum ini berbentuk 'dome'.
Jendela :
Daun jendela terbuat dari kayu jati dan pegangannya terbuat dari besi. Terdapat juga teralis yang terbuat dari kayu. Jumlah dan letak jendela yang berirama statis dan pendek-pendek mencerminkan gaya Eropa klasik.
Dinding :

Dinding pada Museum Bahari memiliki hingga 20 cm. seluruh warna pada dinding baik eksterior maupun interior adalah berwarna putih.
Kolom :

Pada Museum Bahari ini menggunakan kolom yang terbuat dari kayu jati dengan ketebalan 20-30cm. Kolom kayu kokoh ini membuat kesan bangunan ini elegan dan khas Indonesia.
Plafond :

Pada Museum Bahari hampir seluruh konstruksinya memakai kayu, terdapat pada bagian kolom dan balok yang menopang lantai 2 dan 3. Penutup lantai pada lantai 2 dan 3 juga memakai konstruksi kayu panel, dan tidak adanya penutup plafond sehingga bisa dikatakan bahwa kayu panel yang digunakan sebagai penutup lantai di lantai 2 dan 3 juga berperan sebagai plafond pada lantai di bawahnya.
Elemen Hard Material :
Pada bagian entrance (pintu masuk) terdapat sepasang jangkar kapal. Jangkar ini lumayan besar setinggi ±80cm dan berwarna hitam. Jangkar ini sebagai penanda bahwa di dalam bangunan ini terdapat menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia.
Struktur :
Seperti gambar pada bahasan sebelumnya kita ketahui bahwa struktur yang digunakan yaitu struktur kayu.
Ukuran :

Luas tanah bangunan ini sekitar 16000 m2 sedangkan luas Bangunan ini sekitar 9000 m2.
Kondisi saat ini :
Sebagai peninggalan bersejarah, kondisi Museum Bahari di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, justru tampak memprihatinkan. Selain terkesan tua, dindingnya juga terlihat kusam dan tidak terawat. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terlihat di ruang pameran museum itu.
Meskipun kondisi bangunan terlihat lebih baik, kesan kusam karena debu dan lembab juga sangat terasa. Lampu-lampu di ruangan juga terlihat kecil dan tidak sesuai dengan lebar ruangan sehingga suasana menjadi gelap.
Museum ini menyimpan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan dunia kemaritiman. Walaupun menyandang nama Jakarta pada namanya, Museum Kebaharian Jakarta tidak hanya menyimpan koleksi yang berasal dari Batavia namun juga dari seluruh Indonesia. Berada di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, kamu bisa juga menandemkan jalan-jalan ke sini dengan jalan-jalan serba museum di Kota Tua seperti Museum Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Keramik dan Seni Rupa. Dengan berjalan kaki, jarak dari Taman Fatahillah ke sini hanya sekitar 1.2 km sembari melewati situs Jembatan Kota Intan yang terkenal itu.
Dari tepi Jalan Pakin terlihat sebuah menara yang pada masanya digunakan sebagai pos pabean dan pemantauan kegiatan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Di puncak menara syahbandar yang dibangun pada tahun 1839 ini terdapat jendela di empat sisi untuk mempermudah pengawasan ke segala penjuru. Pada masanya, menara syahbandar pernah menjadi bangunan tertinggi di Batavia. Karena menjadi bagian dari sistem pertahanan Batavia, menara ini dilengkapi dengan beberapa meriam kecil serta lorong bawah tanah menuju Stadhuis (balaikota) yang sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Beranjak ke gedung utama museum. Di lobby, dieprkenankan membeli tiket untuk pengunjung dewasa (umum) seharga 5 ribu rupiah. Tidak ada tiket khusus ke menara karena tiket ini sebenernya sudah berlaku juga untuk ke sana. Bangunan utama museum terbagi atas tiga gedung. Di lantai satu gedung depan, saya lebih suka menyebutnya gedung utama, ada ruang awal perkembangan pelayaran nusantara, lalu ruang era pelayaran nusantara (abad 7-15 masehi), ruang teknologi pembuatan kapal, dan ruang matra angkatan laut.
Denah Museum Bahari Lantai 1 |
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, bangunan ini berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditas yang sangat laris di pasaran Eropa. Pada masa perang dunia kedua, gudang ini digunakan untuk menyimpan logistik tentara Jepang. Pasca kemerdekaan, fungsinya berubah lagi menjadi gudang peralatan Perumtel (sekarang Telkom) dan Perum Pos dan Giro (sekarang Pos Indonesia) hingga akhirnya akhirnya cagar budaya ini diresmikan sebagai museum pada tahun 1977.
![]() |
Denah Museum Bahari Lantai 2 |
Ruangan pertama dan kedua lebih banyak diisi oleh panel-panel informasi dwi bahasa, Indonesia dan Inggris tentunya, yang memaparkan sejarah pelayaran nusantara dari dulu hingga sekarang. Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi pelabuhan teramai yang menjual komoditas dengan kualitas terbaik dari berbagai daerah di nusantara dan mancanegara. tentu hal ini pulalah yang membuatnya begitu strategis untuk dikuasai sehingga pada tahun 1619, Jayakarta direbut oleh VOC dan diganti namanya menjadi Batavia. Dari tahun 1877 hingga tahun 1920, Tanjung Priok mulai dikembangkan sebagai pelabuhan baru yang dapat memenuhi syarat-syarat pelabuhan modern di mana kegiatan bongkar muat kapal berbadan besar dapat berlangsung. Pasca kemerdekaan, pembangunan terus berlanjut dengan pembangunan kolam-kolam baru dan didukung oleh manajemen yang modern.
![]() |
Panel Dwi Bahasa |
![]() |
Peralatan Kebaharian |
Ruang ketiga menyimpan koleksi kapal-kapal tradisional yang berasal dari berbagai daerah di nusantara dilengkapi dengan papan informasinya. Ada yang berasal dari Padang, Jambi, Palembang, Kalimantan, Bali, Cirebon, Madura, Pangandaran, Bugis, Papua, semuanya dengan bentuk dan ciri khasnya masing-masing. Sejarah perahu dari masa prasejarah, masa kerajaan Hindu Buddha, serta masa kerajaan Islam, serta cara teknologi pembuatannya secara tradisional turut dipaparkan pula di ruangan ini.
![]() |
Kapal - Kapal dari berbagai daerah Nusantara |
Di bagian paling ujung terdapat ruangan yang ga terlalu ramai. Ruangan ini hanya menyimpan model-model kapal yang diduga disumbangkan oleh TNI Angkatan Laut. Panel-panelnya pun hanya berisi doktrin-doktrin dan TNI pada umumnya dan TNI AL pada khususnya seperti Tugas Pokok TNI AL, Delapan Wajib TNI, Sapta Marga, Trisila TNI AL, dan Sumpah Prajurit. Di sisi dinding lain terdapat foto-foto para pemimpin TNI AL dari masa ke masa dan juga lima figur pahlawan nasional yang berasal dari TNI AL.
![]() |
Area Doktrin - doktrin TNI |
Dari ruang Matra Angkatan Laut, ada tangga menuju ke lantai dua. Tapi sayangnya alurnya tidak tepat. Lebih tepat kalo dimulainya dari lobby tempat area membeli tiket, terus naik ke lantai dua. Seandainya masuknya dari area lobby, urutannya akan lebih sesuai, mulai dari berbagai bangsa yang singgah ke Sunda Kelapa, penjelajah asing yang pernah singgah di Batavia, ruang legenda masyarakat bahari nusantara, dan di paling ujung (di atas ruang matra angkatan laut) ada ruang legenda masyarakat bahari. Yang membuat nyaman karena di ruangan tersebut di fasilitasi oleh AC.
![]() |
Ruang Martha Angkatan Laut |
Di semua ruangan terdapat manekin-manekin yang dipakaikan kostum sesuai tema ruangan. Pada ruangan penjelajah asing yang pernah singgah ke Sunda Kelapa, terdapat diorama-diorama yang menggambarkan tentang kedatangan bangsa Arab, bangsa Cina, bangsa Portugis, bangsa Belanda, bangsa Inggris, dan yang terakhir bangsa Jepang. Pada setiap diorama terdapat sebuah buku yang berisi penjelasan mengenai masing-masing diorama. Tulisannya terlalu banyak sehingga pengunjung yang datang tidak memungkinkan untuk membaca keseluruhannya.
![]() |
Area Rempah - Rempah |
![]() |
Diaroma Portugis Ke Banten |
Ruang berikutnya menampilkan manekin-manekin para penjelajah asing yang pernah datang ke Batavia. Ada penjelajah yang berasal dari Italia, Marco Polo; penjelajah dari Arab, Ibnu Battuta; penjelajah dari Cina, Admiral Cheng Ho; kartografer Belanda, Jan Huygen van Linchosten; serta penakluk dari Portugis, Vasco da Gama dan Ferdinand Magellan. Ada juga manekin admiral laut wanita pertama di dunia, Laksama Keumalahayati.
Dua ruangan terakhir menampilkan karakter-karakter yang berkaitan dengan legenda bahari Indonesia dan dunia. Melihat manekin-manekin tersebut membuat pengunjung menjadi teringat buku kisah cerita rakyat terbitan Grasindo. Dari legenda nusantara ada tokoh Nyi Roro Kidul, Bima dan Dewa Ruci, Malin Kundang, Putri Mandalika, Tuan Tapa dan Putri Naga, Pesut Mahakam, sementara dari legenda dunia ada Dewa Poseidon, Putri Duyung, prajurit Viking, Dewa Baruna, Putri Mazu, dan Davy Jones. Dan juga masih banyak karakter lainnya yang ada di museum.
![]() |
Laksamana Chengho |
Dari tengah lantai dua gedung di depan, terdapat jembatan ke lantai dua gedung yang ada di belakang. Ke sebelah kanan, kalo menurut peta denah tadi sih mestinya ruang pengenalan kebaharian dan area bermain. Entah apa maksudnya area bermain, soalnya di sini tidak ada seluncuran atau ayunan, melainkan lebih mirip gudang di mana koleksi yang sedikit berdebu masih tertata rapi dan memiliki papan nama. Dua koleksi yang menarik buat saya adalah maket Kastil Batavia dan maket Pulau Onrust.
![]() |
Maket Kastil Batavia |
![]() |
Maket Pulau Onrust |
Di sebelah kiri, ada ruangan gudang yang disulap menjadi ruang yang memamerkan kisah Pertempuran Laut Jawa. Menarik juga melihat koleksi-koleksi baru ini mengingat pertempuran yang terjadi antara pihak sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia (ABDACOM) melawan angkatan laut kekaisaran Jepang ini nyaris tidak pernah disebutin di buku-buku sejarah sekolah kita. Pertempuran itu sendiri berlangsung dari tanggal 27 Februari hingga 1 Maret 1942 dan diakhiri dengan kemenangan telak di pihak Jepang. Sebanyak lima dari empat belas kapal sekutu berhasil ditenggelamkan dan hingga kini berada di dasar Laut Jawa. Entah sampai kapan koleksi ini akan dipamerkan di sini.
![]() |
Koleksi Kisah Pertempuran Laut Jawa |
Turun ke lantai satu, lagi-lagi ada koleksi museum versi disimpan sayang yang hanya dibariskan saja di ruangan yang memanjang ini. Ada koleksi pelampung, gardan lampu suar, lampu suar kristal, rumah kompas, dan miniatur kapal. Di sisi jauh ruangan, ada peta Indonesia yang dibubuhi informasi mengenai kekayaan dan keanekaragaman hayati lautnya.
![]() |
Koleksi Pelampung, Suar |
Di sisi satunya lagi, di bawah ruang pameran Pertempuran Laut Jawa tadi, ada ruangan yang berisi koleksi perahu tradisional tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias dalam ukuran asli, bukan miniatur! Interior ruangannya dibiarkan tidak terawat sehingga menimbulkan kesan jadul yang kuat. Batu bata yang dibiarkan terlihat karena plesternya rontok dan dinding yang terlihat coklat karena bekas alur air atau berjamur.
![]() |
Ruang Pameran Pertempuran Laut dan Koleksi Kapal |
PERMASALAHAN YANG ADA
![]() |
Kebakaran di Museum Bahari 16/1/2018 |
Kebakaran yang melanda Museum Bahari, Selasa (16/1/2018) menyebabkan kerusakan di beberapa bagian gedung. Data dari posko siaga UPT Museum Bahari menyebutkan, kerusakan terjadi pada gedung A dan C. Kerusakan berupa atap yang runtuh serta jendela dan pintu yang hangus terjadi pada lantai 2 gedung A seksi 4 dan 5 di mana terletak ruang legenda Laut Internasional dan Legenda Bahari Nusantara. Kemudian api juga membakar gedung C lantai satu seksi 3 tempat ruang minatur perahu tradisional dan gudang, serta lantai dua gedung C seksi 2 dan 3 tempat ruang alat navigasi dan miniatur perahu tradisional serta ruang perang Laut Jawa.
Koleksi yang terbakar di lantai 2 gedung A seksi 5 atau ruang Legenda Laut Internasional antara lain, patung Davi Jones (1 buah), patung Putri Mazu (3), patung Viking (3), patung Dewa Baruna (2), patung Poseidon (1), patung Putri Duyung (1). Selain itu terdapat proyektor (2), AC outdoor (3), CCTV (2) dan speaker (2). Total keseluruhan 20 buah.
1. Lantai 1 Gedung C3 (Ruang Miniatur Perahu Tradisional dan Gudang)
1. Lantai 1 Gedung C3 (Ruang Miniatur Perahu Tradisional dan Gudang)
a. Perahu Asli Cadik Bali 1 Buah
b. Perahu Asli Pangandaran 1 Buah
c. Perahu Asli Sumatera Utara 1 Buah
d. Kemudi Kapal 1 Buah
e. Rumah Kompas 1 Buah
f. Lukisan Pantai dan Pelabuhan 4 Buah
g. Miniatur Perahu Majapahit 1 Buah
h. Katel Karbit 1 Buah
i. Lampu Mercusuar 1 Buah
j. Suar Pelampung 1 Buah
k. Mesin Penyedot Air Rob 1 Buah
l. Miniatur Perahu Pinishi 1 Buah
m. Miniatur Perahu Majapahit 1 Buah
n. Miniatur Perahu KRI Multatuli 1 Buah
o. Miniatur Kapal Van Deuvyken 1 Buah
p. Miniatur KM Surya Harapan 1 Buah Total koleksi museum di lantai 1 gedung C3 yang terbakar sebanyak 19 buah.
2. Lantai 2 Gedung C3 (Ruang Alat Navigasi dan Miniatur Perahu Tradisional)
a. Maket Pulau Onrust 1 Buah
b. Maket Batavia / Kastil 1 Buah
c. Miniatur Mercusuar 1 Buah
d. Ikan Duyung 1 Buah
e. Miniatur Perahu Oleg 1 Buah
f. Miniatur Perahu Patorani 1 Buah
g. Miniatur Caravela 1 Buah
h. Miniature Caravela 1 Buah
i. Miniatur Olegan 1 Buah
j. Cadik Pantai Selatan 1 Buah
k. Maket Benteng Martelo 1 Buah
l. Perahu Layar Lambo 1 Buah
m. Perahu Mayang 1 Buah
n. Golekan Lete 1 Buah
o. Perahu Sope Gokong Bundar 1 Buah
p. Mercusuar 1 Buah q. Miniatur Perahu 1 Buah
r. Miniatur Pelampung 1 Buah Total koleksi museum di lantai 2 gedung C3 yang terbakar sebanyak 19 buah.
3. Lantai 2 Gedung C2 (Ruang Perang Laut Jawa)
a. Panel Informasi 24 Buah
b. AC Standing 5 PK + Outdoor 6 Unit
c. TV LCD 32 Inc 1 Unit
d. Buku Perjalanan Perang Laut Jawa 8 Buah
e. Bendera Morse Kapal Perang Besar 1 Buah
f. Perlengkapan Makan AL 1 Set
g. Teropong Laut 1 Buah
h. Keker 1 Buah
i. Kompas Bintang 2 Buah
j. Bendera Asli Kapal Perang 5 Buah
k. Miniatur Pesawat Fokker 2 Buah
PERMASALAHAN :
- · Lokasi Museum Bahari berada di bawah permukaan laut
- · Limpasan air pasang yang kerap menggenangi Museum Bahari
- · Gedung yang terbuat dari kayu terlihat keropos karena kerap terendam
- · Kurangnya minat pengunjung, ditenggarai karena minimnya fasilitas yang disediakan.
D USULAN PENANGANAN PELESTARIAN
SOLUSI :
- · Diperlukan pembuatan drainase internal.
- · Pengadaan pompa penyedot.
- · Dibutuhkan tim ahli dari arkelog, planolog, arsitek budayawan, dan ahli sejarah.
- · Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik
- · Menambah lahan parkir yang ada agar bisa menampung kendaraan besar
- · Beberapa bagian museum juga bakal dipoles agar tampilannya lebih menarik minat wisatawan.Maka, kami sebagai mahasiswa Arsitektur yang dalam melakukan suatu penulisan konservasi arsitektur, memberikan beberapa usulan desain terkait permasalahan yang ada dan solusinya seperti berikut.
Usulan Desain Yang Akan Diterapkan Pada Museum Bahari :
- Diperlukan pembuatan drainase internal dan pengadaan pompa penyedot manakala air pasang tak lagi sanggup diatasi oleh drainase. Sehingga dapat menjadi alternative tercepat pada saat air pasang masuk ke dalam bangunan.
Drainase di Museum Tokyo
WordPress.com - Dibuat jalan khusus bagi wisatawan yang memiliki kekurangan fisik dan perbaikan hampir diseluruh penghubung sirkulasi (tangga/ram)
Keadaan Tangga Museum Bahari Ramp Building
Dreamstime.com - Menambah lahan parkir yang ada agar bisa menampung kendaraan lebih banyak juga kendaraan besar seperti bus pariwisata serta pengadaan parkir sepeda. Karena banyak juga pengunjung yang menggunakan sepesa ontel sewaan dari Kota Tua yang dipakai untuk mengunjungi Museum-Museum ataupun bangunan colonial jaman Belanda lainnnya menggunakan sepeda ontel.
Layout Area Parkir
Bennett Engineering Services - Memaksimalkan fungsi ruang yang tidak berfungsi atau kurang berfungsi.
Ruangan yang tidak berfungsi maupun yang kurang berfungsi atau hanya menjadi ruang sirkulasi/penghubung dapat dijadikan hall ataupun ruang bersama Pada ruangan ini dapat juga dijadikan area duduk ataupun ruang pamer/pengenalan bangunan. Dibawah ini merupakan contoh akan dijadikan seperti apa ruangan tersebut.Bycycle Parking Area - Pemberian taman dalam/plaza/area berkumpul outdoor pada area diantara bangunan
Gambar diatas merupakan gambar area terbuka yang berada dianara bangunan. Pada area ini akan dijadikan plaza atau taman dalam sebagai ruang berkumpul, duduk-duduk ataupun bersantai.Area Kosong Bangunan Area Plaza
en.wikipedia.org- Merenovasi ruang tata pamer menjadi lebih modern, informative dan menggunakan teknologi yang terbaru.
Ruang Pameran
Gambar diatas merupakan ruang tata pamer Museum Bahari dengan pola display yang kurang menarik dan kurang informatif akan dibuat lebih indah lagi dan lebih menarik pengunjung. Lalu ditambahkan ruang pameran yang bergaya modern ataupun futureristik yang lebih informatif, modern dan menggunakan teknologi terbaru. Dengan kesan tersebut bangunan ini tetap mempertahankan unsur kolonialnyaDesain Ruang Pameran Kotemporer
ruang waktu - Blogger - Penataan ruang theater Museum Bahari.
Ruang Theater didesain lebih modern walaupun berada di dalam bangunan bergaya kolonial. Pencampuran dua gaya yang akan membuat unik bangunan dan terkesan lebih indah dan harmonis.Bangunan Theater - Penataan Café dan Toko Souvenir
Dengan adanya café maka pengunjung yang dating tidak susah mencari tempat makan atau minum.Bangunan Cafe
Dan dengan adanya toko souvenir maka pengunjung dapat membawa pulang oleh2 khas Museum Bahari.Bangunan Souvenir - Pengadaan alarm system dan system pemadam api yang terbarukan.
Pemadam Kebakaran - Memperluas area site Museum Bahari yang dapat diambil dari area lingkungan sekitar
- Pemberian vegetasi dan entrance yang nyaman bagi pengunjung.
Jalan Masuk Museum Bahari - Entrance dan pintu utama diberikan vocal point sehingga pengunjung dapat terarahkan dan langsung dapat mengetahui pintu masuk berada dimana.
E KESIMPULAN , SARAN DAN DAFTAR FUSTAKA
KESIMPULAN
diamana museum bahari pernah mengalami kebakarn dan mempunyai masalah masalh sebagai berikut
- · Lokasi Museum Bahari berada di bawah permukaan laut
- · Limpasan air pasang yang kerap menggenangi Museum Bahari
- · Gedung yang terbuat dari kayu terlihat keropos karena kerap terendam
- · Kurangnya minat pengunjung, ditenggarai karena minimnya fasilitas yang disediakan.
alangkah baiknya di lakukan penanganan tennang solusi ini dimana ini akan segera mendapat respon yang bagus tentang opermasalahan yang ada
SARAN
Dilakukan pembenahan ulang untuk yang terdapat masalah tersubt agar di mna masalah itu tertaangani dengan baik,dimana masalah akan terselesaikan bila memngikuti saran atau respon dari saya
DAFTAR FUSTAKA
SUMBER :
https://myeatandtravelstory.wordpress.com/2017/05/19/meneropong-sejarah-bahari-bangsa-di-museum-kebaharian-jakarta/
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/17/11105511/ini-daftar-koleksi-museum-bahari-yang-terbakar
https://google.com/